UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROPOSAL PENELITIAN
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT DIARE PADA ANAK BALITA
DI PULAU LAUT RSAL Dr.
MINTOHARDJO
JAKARTA PUSAT
OLEH :
EVA MELIANA
NPM : 2010727187
3 FEBRUARI 2012
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2012
PERYATAAN PERSETUJUAN
Proposal
Penelitian ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Bapak
Muhammad Hadi, SKM, MKep, dengan judul proposal gambaran epidemiologi Penyakit
diare pada anak Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta, Februari
2012
Pembimbing
(Muhammad
Hadi, SKM, MKep)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
proposal penelitian.
Laporan proposal penelitian ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk tugas akhir semester
pada Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam penulisan proposal penelitian
ini penulis memperoleh banyak bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai
pihak. Sehubungan dengan itu penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi - tingginya kepada Muhammad Hadi, SKM, MKep atas
segala jerih payah beliau membimbing penulis selama penulisan hingga selesainya
proposal penelitian ini.
Jakarta, Februari 2012
Penulis
DAFTARISI
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
....................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... .......... ii
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................... ............................. 1
B. Perumusan
Masalah................................................................ 2
C. Tujuan
Penelitian.................................................................... 3
1. Tujuan
Umum................................... ................................ 4
2. Tujuan
Khusus.................................. ................................ 4
D. Ruang
Lingkup...................................... ............................... 4
E. Manfaat
Penelitian................................ ............................... 5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Diare...................................... ............................ 6
B. Penyebab
Kejadian Diare........................ ............................ 6
C. Penyebab
Lain......................................... ........................... 9
D. Cara
Penularan......................................... ........................... 10
E. Ukuran
Frekuensi Penyakit..................... .......................... 10
F.
Epidemiologi Diare ............................................................ 15
G.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Diare ......... 16
BAB
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka
Konseptual......................................................... 23
B. Definisi
Operasional........................................................... 24
BAB
IV METODOLOGI PEELITIAN
A. Jenis
Penelitian................................................................... 26
B. Populasi
dan Sampel.......................................................... 26
C. Lokasi............................................................................... 27
D. lnstrumen
Penelitian......................................................... ... 27
E. Pengumpulan
Data.................................. .......................... 27
F. Analisa
Data....................................................................... 27
DAFTAR
PUSTAKA
.................................................................................... 29
LAMPIRAN
................................................................................................... 30
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan salah
satu penyebab utama masalah kesehatan masyarakat Indonesia, baik ditinjau dari
segi angka kesakitan maupun angka
kematiannya. Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur dengan angka
kesakitan berkisar 280 per 1000 penduduk dan untuk balita menderita satu sampai
satu setengah kali episode diare setiap tahunnya atau 53% dari semua kesakitan
diare.(Dep.Kes.RI,1998).
Angka kematian diare pada semua umur
selama dasawarsa terakhir dapat diturunkan dari 110,1 per 100.000 penduduk (1985)
rnenjadi 56 per 100.000 penduduk
(
1995). Sedangkan kematian karena diare pada kelompok balita diturunkan dari 5,7
per seribu balita menjadi 2,5 per seribu balita pada episode yang sama. (Dep.
Kes.RI,1998)
Bedasarkan UU No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan yang ditetapkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Diare dapat timbul dalam bentuk KLB
dengan jumlah penderita dan kematian yang besar. Fasilitas kasus (CFR) terjadi
penurunan yang cukup bermakna dari 35 %
(awal
Repelita I) menjadi dibawah 3 % pada akhir Repelita VI. Penurunan CFR yang nyata
dikarenakan makin meningkatnya manajemen penanggulangan KLB. (Dep.Kes. RI,
1998).
Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995 proporsi penyakit infeksi dan parasit sebagai penyebab
kematian adalah 22,7%. Kematian bayi dibawah umur 1 tahun 33,5% disebabkan oleh
gangguan prenatal dan 32,1% oleh penyakit sistem pernapasan. Diare sebagai
bagian dari kelompok penyakit infeksi dan parasit, proporsinya sebesar 9,6 %
sebagai penyebab kematian pada bayi dibawah 1 tahun.
Pada kematian anak balita golongan
umur 1-4 tahun, proporsi penyebab kematian paling tinggi adalah penyakit sistem
pernapasan yaitu sebesar 38,8%, kemudian penyakit diare serta infeksi/parasit
lain masing-masing sebesar 14,3%.
Kematian anak pada kelompok umur 1-4
tahun terutama disebabkan oleh penyakit infeksi dan parasit dengan proporsi
sebesar 44,7%, pernapasan 13%. Sedangkan pada kelompok umur 15-34 tahun, penyakit
infeksi dan parasit menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian yaitu
sebesar 36,5%, berturut-turut infeksi dan parasit lain 16,8%, kemudian TBC
13,9%.
Tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain kesehatan
lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi, kependudukan, pendidikan, faktor
musim dan geografi daerah, keadaan sosial pencegahan pemberantasan penyakit
diare tidak akan berhasil baik tanpa adanya kesadaran yang tinggi dari
masyarakat untuk ikut berpartisipasi didalamnya serta kesiapan petugas
kesehatan dilapangan. yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan perilaku
Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare
di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat pada tahun 2004 menunjukkan
bahwa angka kesakitan diare sebanyak 1.066 kasus.
Dengan melihat data di atas maka
sangat penting sekali untuk dilakukan penelitian tentang Gambaran Epidemiologi
Penyakit Diare berdasarkan tempat, orang dan waktu pemberantasan penyakit diare
di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu Rumusan masalah sebagai berikut
: bagaimana gambaran epidemiologi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya penyakit diare pada anak balita.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan mengetahui gambaran
epidemiologi penyakit diare di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat tahun
2004.
2. Tujuan Khusus
1)
Diketahui hubungan antara karakteristik
balita (umur, jenis kelamin, status gizi) terhadap penyakit diare di Pulau laut
RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004.
2)
Diketahui hubungan antara faktor
pendukung (petugas kesehatan, penatalaksanaan) terhadap penyakit diare di Pulau
laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004.
3)
Diketahui hubungan antara faktor
lingkungan (sumber air minum, jamban keluarga) terhadap penyakit diare di Pulau
laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004
D. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya masalah dan
terbatasnya waktu serta kemampuan yang ada pada penulis, maka penulis membatasi
masalah yaitu bagaimanakah gambaran epidemiologi penyakit diare pada anak
balita dengan mewawancarai orang tua sebagai koresponden di Pulau laut RSAL Dr.
Mintohardjo Jakarta pusat tahun 2004.
E. Manfaat Penelitian
1.
Untuk Menambah ilmu pengetahuan tentang
program penyakit menular khususnya
penyakit diare.
2.
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit diare dimasa yang akan datang di Pulau
laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Diare
Penyakit diare adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai
mencair dan bertambahnya frekwensi gerak lebih dari biasanya, lazimnya tiga
kali atau lebih dalam sehari (Depkes RI, 1993).
B.
Penyebab Kejadian Diare
Penyebab penyakit diare bisa
bermacam-macam yaitu antara lain infeksi, intoxikasi, malabsorbsi, alergi dan
keracunan.
1.
Penyebab Diare Infeksius
Bakteri, virus dan parasit adalah
merupakan penyebab utama diare infeksius. Penyebab diare karena infeksi dapat
disebabkan oleh organisme yang berbeda-beda serta gejalanya sulit dibedakan
antara satu dengan yang lainnya.
a.
Bakteri
Ada beberapa jenis bakteri yang
merupakan penyebab paling penting penyakit diare terutama yang menyerang bayi.
b.
Vibrio cholera
Vibrio
cholera mempunyai 2 biotope yaitu tipe El Tor dan Mask selain itu ada 2
serotipe yaitu Ogawa dan Inaba. Pada tauhn 1961 biotipe El Tor pernah
menyebabkan pandemi ketujuh.
c.
Shigella:
Genus Shigella
dibagi menjadi 4 kelompok serologik yaitu :
–
Shigella flexneri, adalah kelompok yang
paling sering terdapat di Negara berkembang.
–
Shigella sonei adalah kelompok yang
terdapat di negara maju.
–
Shigella dysentriae tipe 1 adalah
penyebab epidemi dengan angka kematian tinggi.
–
Shigella biydii, kelompok ini jarang
ditemui
Pada
umumnya Shigella hanya ditemukan pada manusia dan beberapa jenis binatang
primata. Penyebarannya melalui kontak langsung antara orang yang satu dengan
orang yang lainnya. Dengan dosis infeksius yang rendah (10 s.d 100 organisma)
sudah dapat menyebabkan sakit. Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi (Depkes RI, 1990).
d.
Salmonella
Terdapat lebih dari 2.000 serotipe
Salmonella, dimana sekitar 6 s.d 10 diantaranya menyebabkan gastroenteritis
pada manusia. Dalam hal ini binatang seperti misalnya unggas adalah reservoir
utama. Oleh karena itu penularan penyakit oleh Salmonella dapat terjadi apabila
mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan unggas, daging, telur dan susu. Gastroenteritis
yang diakibatkan Salmonella yang menyerang anak kecil relatif jarang terjadi di
negara berkembang dibanding dengan daerah industri. Hal ini dimungkinkan karena
di negara berkembang pada umumnya anak kecil jarang diberi makanan dalam kaleng
yang merupakan media bagi salmonella. Gastroenteritis yang diakibatkan Salmonella
biasanya berbentuk diare cair akut dengan diikuti rasa mual, nyeri perut dan demam (Depkes RI, (990).
e.
Escherichia coli (E. Coli)
Sampai saat ini sudah ditemukan lima
kelampok Ecoli yaitu enterotoxigenic (ETEC), enterohaemorrhagic (EPEC),
enteroadherent (EAEC), enteroinvasive (EIEC), dan enterohaemorrhagic (EHEC).
f.
Infeksi Virus
Virus menyebabkan 50 % semua diare
pada anak yang datang berobat kesarana kesehatan. Rotavirus dapat menyerang
sel-sel usus, mengubah fungsi dan regenerasinya. Keadaan ini menyebabkan diare
dan gejala umum misalnya malaise dan demam. Penyembuhan terjadi bila permukaan
mukosa telah regenerasi (Depkes RI, 1990).
g.
Infeksi Parasit
Menurut Sunoto
(1990) ada beberapa golongan protozoa yang dapat menyebabkan diare yaitu :
1.
Entamoeba histolytica
Insiden penyakit ini bertambah sesuai
dengan pertambahan usia. Infeksi ini sering salah diagnosiskan sebab menentukan
ptotozoa ini tidak mudah dan parasit ini sering dikira leukosit polimorfonuklear.
Penyebaran terjadi melalui makanan dan minuman. Kista E.histolytica sangat
kebal terhadap desinfektan kimia, termasuk klorinasai. (Depkes RI, 1990).
2.
Cyptosporidium
Cyptosporidium adalah parasit
bentuk kokus yang ada pada awalnya dikenal sebagai penyebab diare pada
binatang. Mula-mula ditemukan sebagai penyebab diare cair pada yang menurun
kekebalan tubuhnya, khususnya penderita AIDS. Di negara berkembang parasit ini
menyebabkan 4-11 % kasus diare pada anak Cryptosporidiasis ditularkan melalui
jalur fekal-oral. (Depkes RI, 1990).
3.
Giardia lamblia
Giardia lamblia tersebar luas
di seluruh dunia, dengan angka prevalensi infeksi sampai 100 % pada beberapa
penduduk. Anak berumur 1-5 tahun paling sering dijangkiti. Infeksi Giardia
lamblia biasanya melalui makanan, minuman atau manular dari orang ke orang.
Penularan dari orang ke orang terjadi terutama pada anak yang tinggal di
keluarga yang terlalu padat atau tempat penitipan anak (Sunoto, 1990).
C. Penyebab Lain
Selain beberapa penyebab di atas,
diare juga bisa disebabkan oleh faktor faktor lain misalnya obat, keadaan
karena pembedahan, penyakit lain dan infeksi sistematik serta intoleransi
makanan.
lntoleransi makanan karena
kekurangan laktase atau alergi terhadap makanan dapat menyebabkan diare. Tuberkulosis
saluran pencernaan. penyakit granulomatosiskronik usus misalnya penyakit crohn
dan beberapa jenis tumor dapat juga menimbulkan diare. (Depkes RI, 1990).
D. Cara Penularan
Agen infeksius yang menyebabkan
penyakit diare biasanya ditularkan melalui jalur fecal-oral, terutama karena
(Depkes RI, 1990):
1.
Menelan makanan yang terkontaminasi
(terutama makanan sapihan) atau air.
2.
Kontak dengan tangan yang
terkontaminasi.
3.
Beberapa faktor dikaitkan dengan bertambahnya
penularan kuman enteropatogen perut termasuk (Depkes RI, 1990) :
4.
Tidak memadainya penyediaan air bersih
(jumlah tidak cukup).
5.
Air tercemar oleh tinja.
6.
Kekurangan sarana kebersihan (pembuangan
tinja yang tidak higienis).
7.
Kebersihan perorangan dan lingkungan
yang jelek.
8.
Penyiapan dan penyimpanan makanan yang
tidak semestinya.
9.
Tindakan penyapihan yang jelek
(penghentian ASI yang terlaiu dini, susu botol, pemberian ASI yang diselang-seling
dengan susu botol pada 4-6 bulan pertama).
E. Ukuran Frekwensi Penyakit.
Ditinjau dari sudut epidemiologi,
upaya mengukur frekwensi masalah kesehatan ini termasuk dalam epidemiologi
deskrihtif karena hanya sersifat menggambarkan tentang jumlah masalah kesehatan
yang ditemukan saja (Azrul Azwar, 1999).
Beberapa ukuran frekwensi penyakit
menurut Azrul Azwar adalah sebagai berikut :
1.
Rate
"Rate" ialah perbandingan suatu
peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk memungkin terkena peristiwa yang
dimaksud (population at risk) dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam
persen atau permil. Runus yang dipergunakan untuk menghitung rate ialah :
Rate
Rate
biasanya digunakan untuk menggambarkan morbiditas penduduk menderita
suatu penyakit naik atau turun disuatu daerah pada waktu tertentu. Beberapa
ukuran rate yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut (Azrul Azwar,
1999).
a.
Insiden Rate
Insiden
rate adalah jumlah penderita baru suatu, penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umunnya satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk
yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus
yang dipergunakan untuk mengukur insiden rate ialah :
Isidenrate
contoh : pada suatu daerah dengan jumlah
penduduk pada tanggal 30 Juli 1999 sebanyak seratus ribu orang yang semuanya
rentang terhadap penyakit, ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut :
Bulan Januari 50 orang, Maret 100 orang,
Juni 150 orang, September 10 orang dan bulan Desember 90 orang.
b. Prevalen
Prevalen ialah
gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka tertentu ,disekelompok masyarakat tertentu. Dengan perkataan lain pada
perhitungan nilai prvalen dipergunakan jumlah seluruh penduduk. Ditinjau dari
sudut ini, jelas bahwa angka prevalen sebenamya bukan suatu rate yang murni,
karena mereka yang tidak mungkin terkena penyakit, juga dimasukkan dalam
perhitungan. Secara umum pervalen ini dibedakan atas dua macam yakni:
(1) Periode
Prevalen Rate
Rumus
yang dipergunakan untuk menghitung nilai period prevalen rate ialah:
= x 100% (1000 0/00
contoh
: suatu kantor dengan jumlah karyawarv sebanyak 100 orang, 20 orang diantaranya
sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita penyakit A, dan
selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang karena juga
menderita penyakit, Maka jawabnya:
Period
Prevalance Rate =
(2) Poin
Prevalance
Poin
Prepalance Rate = x 100% (1000 0/00)
Contoh : satu Fakultas Kesehatan Masyarakat
dengan mahasiswa sebanyak 100 orang, kemarin 5 orang mahasiswa menderita penyakit
diare, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit diare. Maka jawabnya
Period
Prevalance Rate =
c. Atteck
Rate
Rate
Contoh
Dari 500 orang mahasiswa yang tercatat
pacta FKM X temyata 100 mahasiswa
tiba-tiba menderita muntah berak setelah makan gado-gado
dikantin kampus. Maka jawabnya
Atteck
Rate =
Atteck
Rate atau angka serangan sebetulnya adalah suatu angka insiden tetapi ada angka
serangan resiko seseorang untuk mendapatkan penyakit eriangsung dalam waktu
singkat, ini mungkin karena faktor penyebab penyakit tersebut hanya bereaksi
dalam tempo yang singkat misalnya keracunan makanan atau wabah (Azrnl Azwar
1999).
d. Angka
fatalitas (Case Fatality Rate)
Angka
fatalitas adalah suatu perbandingan yang dinyatakan dengan
CFR =
Angka
fatalitas biasa digunakan untuk melihat keganasan suatu penyakit dan dapat pula
melihat keberhasilan pelayanan kesehatan pada suatu daerah atau
fasilitas kesehatan pada waktu tertentu.
e.
Ratio
"Ratio"
merupakan suatu perbandingan yang pada umumnya dinyatakan sebagai berikut :
Ratio
=
Misalnya
sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk perempuan. Ratio biasanya
digunakan untuk melihat kecenderungan ratio jumlah laki-laki terhadap jumlah
perempuan pada tahun tertentu, apakah lebih sedikit atau lebih banyak (Azrul
Azwar, 1999).
f. Porsi
Proporsi"
merupakan suatu perbandingan yang pada umumnya dinyatakan sebagai berikut :
Proporsi
=
Misalnya,
"proporsi penyakit diare di Rumah sakit A tahuan 1999 adalah 10 berarti jumlah
kejadian penyakit diare di Rumah sakit A tahun 1999 adalah dari seluruh kasus
penyakit yang ada di wilayah Rumah sakit A. Proporsi biasanya digunakan untuk mengukur
angka suatu penyakit terhadap penyakit lainnya. Semakin tinggi angka proporsi
ini berarti semakin banyak kejadian penyakit tersebut dibandingkan dengan
penyakit lainnya dalam suatu wilayah dan waktu tertentu (Azrul Azwar 1999).
F.
Epidemiologi
Diare
Epidemiologi
diare dapat diartikan sehagai suatu study menganai kejadian diare,
penyebarannya dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya diare pada kelompok
penduduk.
1. Penyebaran
Diare Menurut Orang
Penyakit diare lebih banyak menyerang
golongan umur anak balita pada daerah endemis, sedangkan pada waktu terjadinya
kejadian luar biasa (KLB) dapat menyerang semua golongan semua umur. Kejadian
diare di Indonesia diperkirakan 40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana 70 % -
80 % dari padanya terjadi pada golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat
pada usia dibawah 2 tahun (Sunoto, 1979 ; dalam Asnil dkk, 1982).
2. Penyebaran
Diare Menurut Ternpat
Penyebaran diare di suatu ternpat
dengan tempat lainnya berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare itu diataranya keadaan geografis,
kebiasaan penduduk, kepadatan penduduk dan pelayanan kesehatan. (Depkes'RI,
1990).
Secara teoritis diketahui bahwa
penularan diare dipengaruhi oleh sanitasi dan hygiene perorangan, namun adanya
perbedaan insiden di suatu tempat juga dipengaruhi oleh spesifikasi tempat
tersebut. Misalnya tempat pemukiman kumuh dengan jumlah penduduk yang padat
akan lebih mudah terjadi penularan secara cepat bila dibandingkan dengan
pemukiman lain yang tidak padat.
3. Penyebaran
Diare Menurut Waktu
Penyebaran diare dapat berada dalam
frekwensi dan waktu tertentu. Variasi kajadian diare rnenurnt waktu berbeda
antara daerah satu dengan yang lainnya. WHO pemah mengadakan penelitian dimana
diketahui bahwa insiden diare dipengaruhi oleh iklim (WHO, 1985).
Sedangkan menurut Winardi Bambang
(1982) diperkirakan sekitar 10 % dari kunjungan ke Rumah Sakit, Balai
Pengobatan, Puskesmas, berdasarkan laporan dari seluruh Indonesia adalah
penderita penyaklit diare serta terlihat pula adanya variasi musim hujan (September
- Januari).
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian Diare
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian diare antara lain faktor gizi. kepadatan penduduk, sosial ekonomi,
perilaku, dan kesehatan lingkungan (Sutoto.1992 ).
1.
Faktor Gizi
Beratnya dan lamanya diare sangat
dipengaruhi oleh status gizi penderita. Pada penelitian yang cermat insiden diare
pada anak bergizi kurang ternyata saran dengan anak yang gizinya baik. Namun
anak yang gizinya menderita diare lebih berat dan keluaran tinja lebih banyak
sehingga dehidrasi lebih berat. Juga diare pada anak bergizi kurang berlangsung
lebih lama, sebagian karena penyembuhan dan perbaikan kerusakan usus akibat
infeksi lebih lambat terjadi pada anak yang gizinya kurang (Depkes RI. 1990).
Jadi proses diare dan gizi kurang
merupakan lingkaran setan. Diare mendorong anak ke arah gizi kurang, dan gizi
kurang mendorong anak ke arah diare yang lebih berat. Bila lingkaran ini tidak
diputus pada waktunya mungkin dapat amat berat atau karena infeksi lain
menimbulkan kematian, karena diare yang misalnya penemonia. (Depkes RI, 1990).
2. Faktor
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang padat dapat
memudahkan terjadinya penularan diare. Kelompok usia di bawah lima tahun
merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita diare. Penelitian tentang
hubungan pengetahuan, sikap dengan kejadian diare pada anak balita yang tinggal
bersama ibu dan jumlah anggota keluarga banyak mempunyai hubungan yang
bermakna. (Tandiyo, 1984).
Selain itu rumah tinggal dengan
kepadatan 10 meter persegi atau lebih untuk tiap orang, didapati kejadian diare
anak balita 10,3 % di kota dan 9,7 % di desa. Sedangkan kepadatan kurang dari
10 meter persegi tiap orang 11,8 % dan 13,5 %.
Rumah tinggal merupakan kebutuhan
pokok disamping sandang dan pangan. Demi kenyamanan tinggal di rumah maha
seharusnya rumah memenuhi kebutuhan kondisi tempat tinggal yang sehat. Rumah
yang sehat dengan memenuhi tata ruang yang memenuhi syarat dapat menghindari terjadinya
dan menularnya penyakit. Kepadatan hunian adalah satu unsure kenyamanan tinggal
di rumah, perlu dipikirkan dan diupayakan 10 meter persegi atau lebih tiap
orang, mengingat kepadatan hunian termasuk factor yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap kejadian diare anak balita. Dalam analisis ini hampir 60,%
anak balita tinggal di rumah dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap
orang. Anilisis faktor ini menunjukkan anak-anak balita yang tinggal di rumah
dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang mempunyai resiko
menderita diare 1,37 kali dibanding anak balita yang tinggal di rumah dengan
kepadatan 10 meter persegi atau lebih tiap orang. Risiko ini mengingat menjadi
1,85 setelah kepadatan hunian berinteraksi dengan faktor sosial demografi dan
lingkungan yang lain (Joko Iriantc dkk ; Analisis Lanjut SDKI, 1994).
3. Faktor
Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi masyarakat yang rendah
dapat mempengaruhi tingkat partisipasi aktif dalam melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat, misalnya meningkatkan fasilitas kesehatan, meningkatkan
status gizi masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejadian diare di masyarakat. Selain itu masyarakat yang berpenghasilan rendah
pada umumnya mempunyai keadaan sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk
(Tandiyo, 1984).
4.
Faktor Prilaku Masyarakat
Kebiasaan yang berhubungan dengan
keberhasilan. adalah bagian terpenting dalam penularan kuman diare, mengubah
kebiasaan tertentu seperti mencuci tangan dapat memutuskan penularan. Mencuci
tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar dan sebelum menyiapkan
makanan atau makan, telah dibuktikan mempunyai dampak dalam kejadian diare dan
harus menjadi sasaran utama dalam pendidikan kebersihan, Sebagai contoh
rotavirus dapat terdeteksi dalam air mencuci tangan dari 79 % perawat pasien
yang datang dan dirawat di sebuah rumah sakit di Banglades karena diare (Akral,
1990).
Menurut Sunoto (1990) penurunan 14-48
% kejadian diare dapat diharapkan sebagai hasil pendidikan tentang kebersihan
dan perbaikan kebiasaan.
Kebiasaan adat istiadat dapat
mempeugaruhi kesenatan individu. Oleh sebab itu faktor kebiasaan merupakan
faktor yang penting dalam penyebaran terjadinya penyakit diare antara lain
penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak saniter. Tindakan penyapihan yang
jelek (penghentian ASI yang terlalu dini, susu botol 4-6 bulan pertama) serta
kebersihan perorangan (Depkes Rl; Ajar Diare, 1990).
5. Faktor
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan rnerupakan
faktor yang dominan dalam mempengaruhi kejadian diare di masyarakat. Keadaan
kesehatan lingkungan yang berkaitan erat dengan diare adalah pengadaan air
bersih dan jamban keluarga.
Menurut Warsito Sidik (1986) tidak
rnereukupinya kebutuhan air bersih akan menyebabkan masyarakat menggunakan air
yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Hal ini dapat memudahkan masuknya kuman penyakit dan terkontaminasinya rnakanan
yang akan dikonsumsi masyarakat. penggunaan jamban yang tidak saniter akan
semudahkan cara penularan penyakit diare. Berdasarkan penelitian Sidik Wasito
di Sumedang menunjukkan bahwa pada kelompak keluarga yang membuang kotoran secara
saniter mempunyai angka terkena penyakit diare lebih rendah dibandingkan dengan
keluarga yang membuang kotoran yang tidak saniter.
Angka kejadian penyakit diare
ternyata dipengaruhi pula oleh kwalitas persediaan air bersih (minum) Sutrisno
Eram (1977) meingatakan bahwa kejadian tersangka kolera ternyata lebih tinggi
di wilayah air dangkal (Kabupaten Sleman, Bantul dan Kodya Yogyakarta).
Sedangkan Sumantri dkb: (1979) mendapatkan dari 68 keluarga di pinggiran kota
Semarang, sebanyak 17,65 % mempergunakan air minum "baik" dan 82,35 %
air minum kotor (rakteri E. Col' positif) dengan kejadian yang berbeda bermakna
(ignatius SP; 1980).
Selain itu penggunaan jamban yang
benar dapat mengurangi risiko diare lebih baik dari pada perbaikan sumber air,
walaupun dampak yang paling tinggi dapat diharapkan dari gabungan kebersihan
dan perbaikan sumber air. Hasil penelitian dampak proyek sumber air dan
kebersihan 28 negara menunjukkan penurunan angka kesakitan diare 22-27 % dan
penurunan angka kematian diare 21-30 % (Sunoto, 1990).
6. Faktor
Musim
Penyakit diare adakalanya dipengaruhi
oleh musim. Pada daerah yang bermusim tropis, diare oleh bakteri cenderung
terjadi lebih sering pada musim panas. Sedangkan diare oleh virus terutama oleh
rotavirus cenderung terjadi Sepanjang tahun dengan peningkatan kekerapan
sepanjang bulan musim kemarau. Sedangkan diare oleh bakteri cenderung memuncak
pada musim hujan (Depkes KL.Ajar Diare, 1990).
Faktor-faktor yang mempengaruhi diare
kejadian diare pada masyarakat telah dirumuskan oleh Direktorat Jenderal PPM
& PLP Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai berikut :
|
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada masyarakat
Sumber
Depkes RI Ditjen PPM & PLP, Diare dan Upaya Pemberantasannya, 1981
BAB III
KERANGKA KONSFPTUAL DEFINISI OPRASIONAL
A.
Kerangka Konseptual
Sesuai dengan masalah yang dibahas maka penulis mencoba
menuangkan kerangka konsep atau kerangka berpikir, dengan menggunakan hubungan
yang paling dasar yaitu hubungan antar dua Variabel yaitu variabel pengaruh
(indevenden variabel ) atau variabel bebas dengan variabel terpengaruh
(deveneden variabel ) atau variabel terikat ( Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi,
1987 ). Untuk kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
|
B. Definisi Operasional
1.
Definisi Diare
Kejadian diare
adalah buang air besar, lembek cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari)
2.
Umur
Umur adalah
kelompok umur penderita diare yang dibagi menjadi :
< 1 tahun
1 - 4 tahun
> 5 tahun
Definisi Operasional
No
|
Nama Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Ketegori
|
Skala
|
A.
Variabel Dependen
|
||||
1
|
Kejadian diare
pada balita
|
Buang air
besar pada balita lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer/lebek
bahkan daoat beruoa air saia
|
1=bukan diare
2=diare
|
Ordinal
|
B. Variabel Independen
|
||||
1.
|
Umur ibu
|
Usia responden
pada saat pengumpulan data dihitoog berdasarkan tahoo kelahiran
|
1= >20
Tahun
2=21 – 30
Tahun
3= 31 tahun
keatas
|
Ordinal
|
2.
|
Jenis kelamin
|
Status gender
penderita yang dapat diketahui dari penampilan fisik yang bersangkutan
|
1= laki-laki
2= perempuan
|
Norminal
|
3.
|
Tingkat
pendidikan
|
Sekolah formal
yang telah ditamatkan responden pada saat penelitian
|
1= rendah
2= sedang
3= tinggi
|
Ordinal
|
4.
|
Pekerjaan ibu
|
Mata
pencaharian utama resoonden oada saat oenelitian
|
1= bekerja
2= tak bekerja
|
Ordinal
|
5.
|
Pengetahuna
ibu
|
Pemahaman
responden berkaitan
|
1 = rendah
|
Ordinal
|
ASPEK TATALAKSANA
|
||||
6.
|
Penanganan
diare oleh etugas kesehatan
|
Perilaku yang
dilakukan oleh petugas dalam menangani diaredipelayanan kesehatan
|
1 = tidak
dilaksanakan
2 =
dilaksanakan
|
Ordinal
|
7.
|
Pemberian obat
dirumah oleh responden
|
Perilaku
responden dalam pemberian obat dirumah setelah dari pelayanan kesehatan
|
1 = tidak
diberikan
2 =diberikan
|
Ordinal
|
ASPEK PERILAKU
|
||||
8.
|
ASI/Susu
formula/minum banyak
|
Perilaku ibu
dalam pemberian ASI atau susu botol saat anak diare
|
1 = tidak
2 = ya
|
Ordinal
|
9.
|
Pemberian
makanan
|
Pemberian
makanan saat anak diare oleh ibu apakah ditingkatkan atau dipuasakan
|
1 = kurang
2 = tidak
|
Ordinal
|
10.
|
Higiene
perorangan
|
Perilaku ibu
terhadap kebersihan sehari-hari dirumah terutama perawatan anak
|
1 = buruk
2 = baik
|
Ordinal
|
11.
|
Pembuangan
tinja balita
|
Perilaku ibu
dalam membuang tinja anaknya ke WC
|
1 = buruk
2 = baik
|
Ordinal
|
ASPEK PENCEGAHAN
|
||||
12.
|
Pemberian
imunisasi campak
|
Memasukkan
vaksin campak untuk menambah daya tahan tubuh anak
|
1 = tidak
2 = ya
|
Ordinal
|
13.
|
Sumber air
minum
|
Sumber air
minum dijadikan fasilitas keluarga/masyarakat untuk minum
|
1 = buruk
2 = baik
|
Ordinal
|
14.
|
Sumber air
untuk MCK
|
Sumber air
yang dijadikan fasilitas keluarga sehari-hari
|
1 = buruk
2 = baik
|
Ordinal
|
15.
|
Higiene
sanitasi
|
Keadaan
kebersihan lingkungan yang mempengaruhi kejadian diare
|
1 = buruk
2 = baik
|
Ordinal
|
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat diskriptif
analistik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional untuk mengetahi
masalah kesehatan khususnya penyakit diare yang menimpa pada masyarakat yang
bertujuan untuk. Mengetahui gambaran tentang pola dan kecenderungan diare pada
anak balita di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004 dan
memperkirakan adannya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen
B.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi datam
penetitian ini adalah 1066 penderita diare yang berada dalam di Pulau laut RSAL
Dr. Mintohardjo Jakarta pusat selama tahun 2004.
2. Sampel
Sampel datam
penelitian ini adalah 10% dari 1066 populasi kasus diare yang tercatat dalam
laporan di Pulau laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat Tahun 2004 yaitu ± 107 anak balita
C. Lokasi
Pulau
laut RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pusat alasan pemilihan lokasi ini
karena
mudah dijangkau serta memiliki Jumlah Populasi yang memadai
D. Instrumen Penelitian
lnstrumen
yang dipakai adalah data sekunder berupa arsip laporan bulanan program P2
diare. Dan data penunjang seperti W2 (Laporan Mingguan Wabah), laporan bulanan
sistem survailans terpadu, serta kasus diare yang dilaporkan oleh bidan desa
dan kader diare petugas puskesmas pembantu.
E. Pengumpulan data
Pengumpulan
data yang dipakai adalah primer (observasi langsung kelapangan dengan melihat
dan membagi kuesioner) dan data sekunder yang tercatat di Pulau laut RSAL Dr.
Mintohardjo Jakarta pusat serta kasus yang dilaporkan oleh Bidan Desa, petugas
puskesmas pembantu, serta kader diare dari tahun 2004 yang ada di puskesmas
Ciracas Jakarta Timur
F. Analisa Data
Data
dikumpulkan dan dianalisa serta secara manual dengan membuat tabal, distribusi
dan grafik dari tabel dan grafik itu dilakukan analisa dan interprestasi :
a.
Analisa univariat
Untuk mengetahui
gambaran penyakit diare dan distribusi berdasarkan karakteristik penderita
penyakit diare.
b.
Analisa Bivariat
Untuk mengetahui
hubungan antara 2 variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan
rumus Chi Square
Rumus =
= Statistik Chi
Square
= Jumlah
D
= Nilai yang diamati
E
= Nilai yang diharapkan
LEMBAR PERTANYAAN
IDENTITAS
RESPONDEN
Nama
Balita :
…………………..Umur………..TB……….Cm BB………Kg
Nama
Responden. : …………………………Umur
……………….tahun.
Alamat :
…………………………………………………………………...
……………………………………………………………………
Petunjuk
Pengisian :
1.
Jawablah pertanyaan yang ada pada
kuesioner denganjawaban yangjujur
2.
lsilah kotak kosong yang disediakan
disamping pertanyaan dengan' memberi tanda ceklis (v) dcngan mcnggunakan
Bolpoint tinta warn a hitam
3.
Sebagai contoh : apabila ibu mengetahui
ten tang penyakit diare isilah kolom sebelah kanan dengan memberi tanda ceklis
(v) yang anda anggap benar ? Contoh :
Apakah ibu.mengetahui tentang penyakit
diare ?
1)
Tidak [
v ]
2)
Ya [ ]
1.
Pendidikan :
1.
Tidak tamat SD [ ]
2.
SD [ ]
3.
SLTP [ ]
4.
SLTA [ ]
5.
Perguruan Tinggi [ ]
2.
Pekerjaan :
1.
PNS [ ]
2.
Karyawan Swasta [ ]
3.
Pedagang [ ]
4.
Petani [ ]
5.
Buruh [ ]
6.
Tidak Bekerja ibu rumah tangga [ ]
3.
Jenis Kelamin :
1)
Laki-laki [ ]
2)
Perempuan [ ]
4.
Status gizi :
1)
Baik [ ]
2)
Sedang [ ]
3)
Buruk [ ]
5.
Apakah anda mendengar atau mendapat
penyuluhan dari petugas kesehatan tentang
pcnyakit
diare ?
1.
Pernah [ ]
2.
Tidak Pemah [ ]
6.
Menurut anda apa yang dimaksud dengan
diare ?
1.
Buang air besr lebih dari 4 kali sehari [ ]
2.
Tinja encer dan sering [ ]
3.
Tidak tahu [ ]
7.
Menurut ibu, bila anak menderita diare,
bagaimana bentuk kotorannya :
1.
Tidak tahu [ ]
2.
Padat [ ]
3.
Bercampur darah [ ]
4.
Cair/encer [ ]
8.
Bila seorang anak menderita
diare/mencret, berapa kali sehari ia buang air besar?
1)
1 kali [ ]
2)
2 kali [ ]
3)
3 kali [ ]
4)
> 3 kali [ ]
9.
Menurul ibu, apa yang menyebabkan anak
sakit diare ?
1)
Tidak tahu [ ]
2)
Masuk angin [
]
3)
Cacingan [ ]
4)
Makanan tidak bersih [ ]
10.
Menurut ibu, apakah anak yang diare dapat
menularkan penyakitnya pada orang lain?
1)
Tidak tahu [ ]
2)
Dari tangan langsung kemulut [ ]
3)
Dari kuman penyebab penyakit [ ]
masuk melalui
minumanlmakanan
11.
Bagaimana cara mencegah diare ?
1)
Tidak tahu [ ]
2)
Anak jangan diberi ASI [ ]
3)
Menjaga kebersihan tangan, [
]
makanan dan
minuman
12.
Bila bayi ibu menderita diare, apakah
ASlnya masih boleh diteruskan ?
1)
Tidak [ ]
2)
Ya [ ]
13.
Mcnurul ibu bagaimana cara mcncuci
peralalan makanan yang benar?
1)
Tidak tahu [ ]
2)
Dengan air dicelupkan ke ember [ ]
3)
Dengan air bersih dari sabun [ ]
14.
Menurut anda, apa tindakan yang
dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas I Klinik
terhadap diare ?
1.
Diberi oralit [ ]
2.
Diberi obat tambahan [ ]
3.
Di infuse [ ]
4.
Pertolongan lambat [ ]
5.
Dipersulit / tidak ditangani [ ]
15. Setelah
diberi obat dari Puskesmas, apakah obat tersebut diberikan sesuai instruksi
dokter ?
1.
Ya, diberikan [ ]
2.
Kadang-kadangjika ingat [ ]
3.
Disimpan untuk persediaan [ ]
16.
Menurut anda, berapa meter jarak yang
benar antara We ke sumur ?
1.
1 m – 3 m [ ]
2.
4 m – 6 m [ ]
3.
7 m – 10 m [ ]
17.
Menurut anda, sumber air minum yang baik
berasal dari mana?
1.
Air pam [ ]
2.
Sumur gali [ ]
3.
Sumur pompa tangan [ ]
4.
Air sungai [ ]
18.
Jika anda tidak setuju, apa yang anda
lakukan dalam pemberian makanan terhada
penyakit diare ?
1.
Setuju [ ]
2. Tidak setuju [ ]
19. Jika
anda tidak setuju, apa yang anda lakukan dalam pemberian makanan terhadap
penderita
penyakit diare?
1.
Ditingkatkan [ ]
2.
Biasa saja [ ]
3.
Dikurangi [ ]
20.
Menurut kebiasaan anda, kemana buang
tinja/buang air besar ?
1.
WC [ ]
2.
Empang [ ]
3.
Pembuangan air cucian [ ]
4.
Kebun / sawah [ ]
5.
Sungai /se\okan [ ]
***** Terima Kasih Atas Kerjasama Ibu
Dalam Mengisi Kuesioner Ini
Dengan Lengkap dan Jujur *****
mba boleh minta nomer hp nya send ke email ku ya q_deef@yahoo.com penting
ReplyDeletekak minta e-mailnya dong. kalo bisa kirim di email aku
ReplyDeletekaka maaf menganggu boleh minta data proporsalnya, ini email saya Yhealth_D@yahoo.co.id. trimakasih.
ReplyDeletekak maaf ggu klo boleh send ke emailku .. penting widyaningsihd.261@gmail.com
ReplyDeletekak maaf ggu klo boleh send ke emailku .. penting widyaningsihd.261@gmail.com
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekak minta data proposal nya jika berkenan kirim ke zlatan_imamnovic@ymail.com
ReplyDeleteMasi ada data proposal nya tolong krim ke hardianadian090@gmail.com
ReplyDelete